Cara Pembuatan Mebel Jati Jepara

Tips dan Trik Dari Produsen Mebel Jepara

Cara pembuatan mebel jepara seperti halnya produk mebel lainnya harus mengikuti aturan2 dalam proses pembuatannya. Ada beberapa tahapan penting dalam pembuatan sebuah produk mebel supaya mendapat hasil akhir yang maksimal.

Cara Pembuatan Mebel Jepara

Berikut adalah garis besar dari tahapan pembuatan mebel menurut pengalaman kami sebagai salah satu perusahaan furniture Jepara.

1. Logs / Gelondong

jati gelondong

Kayu hasil penebangan disebut logs atau gelondong. Dari sini proses pembuatan mebel berawal. Logs atau sering disebut kayu gelondongan di distribusikan oleh Perhutani atau penjual kayu rakyat ke pembeli kayu dan pusat penggergajian kayu atau Saw Mill menggunakan angkutan khusus.

Kadang kala beberapa pihak, terutama pihak Perhutani, mengupas kulit kayu logs agar bisa lebih cepat kering selama penyimpanan. Hal ini tentu saja mempengaruhi harga jual dari log itu sendiri. Semakin kering dan baik kondisi kayu gelondong, otomatis harganya juga semakin mahal.

2. Sawmill (Penggergajian Kayu)

penggergajian kayu

Tahap kedua dari cara pembuatan mebel jepara adalah pembelahan kayu. Kayu log / gelondong dibelah dengan ukuran ketebalan papan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pembuatan mebel jepara.

Proses pembelahan log ini membutuhkan ketelitian dan pengalaman yang cukup tinggi, para pengusaha mebel jepara harus bisa mengatur posisi log dengan gergaji sawmill sehingga kayu gelondong dapat maksimal dalam penggunaannya dan tidak banyak terbuang menjadi limbah.

Banyak sekali pengusaha mebel jepara yang merugi akibat kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam proses ini. Jangan tanya bagaimana kami tahu ya…kita pernah disana 😀

3. Kiln Dry / Pengeringan

contoh oven kayu

Proses selanjutnya adalah pengeringan. Setelah papan kayu di belah di perusahaan saw milling, papan2 tersebut harus di keringkan terlebih dahulu sebelum bisa di proses menjadi produk jadi.

Ada beberapa cara dalam pengeringan papan kayu, untuk perusahaan mebel jati dengan kapasitas produksi yang besar biasa  menggunakan sistem water heater ataupun elektrik heater dengan skala ruangan yang besar. Namun untuk pengrajin mebel dengan skala kecil biasa menggunakan sistem kiln dry/oven panggang atau batu bara. Masing2 sistem mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri.

Sebelum masuk ke dalam ruangan kiln dry papan2 yang telah di belah harus di angin2kan di ruangan yang bersirkulasi udara baik dan kering. Hal ini untuk menurunkan resiko kerusakan papan akibat perubahan struktur kayu yang drastis.

Proses ini memakan waktu kurang lebih 1 – 2 minggu. Setelah itu baru papan2 kayu bisa di masukkan ke dalam ruangan kiln dry, tentu saja dengan penataan papan dan pengaturan ruangan tersendiri.

Hal ini juga membutuhkan teknik dan pengamatan tersendiri tentang penataan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghindari kerusakan papan yang terlalu parah.

4. Proses Produksi

Proses selanjutnya dari cara pembuatan mebel jepara setelah papan2 kayu kering dari proses kiln dry adalah produksi atau pertukangan. Dalam proses produksi, ada beberapa tahap yang harus di lalui antara lain :

  • Pembahanan

Dalam proses ini papan2 tersebut di mal / di ukur sesuai dengan kebutuhan, dan kemudian di potong sesuai ukuran dan mal. Selain dari proses pembelahan papan diatas, proses ini juga beresiko tinggi dalam penggunaan papan yang sia2 (rendemen / buangan).

Sekali lagi banyak sekali pengusaha mebel jepara yang merugi akibat kurang pengalaman dalam proses ini, terutama pengrajin yang belum berpengalaman. Lagi2 jangan tanya kenapa kami bisa tahu hal ini ya…

  • Molding dan Pembentukan

Dalam proses ini komponen mebel yang masih mentah dari pembahanan di proses untuk menjadi komponen dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya. Proses ini mencakup prosespemotongan lurus, bengkok, thicknesser, dan ukir kayu.

  • Assembling / Perakitan

Dalam proses assembling ini, komponen2 dari proses molding di rakit menjadi produk yang di inginkan. Tenaga tukang kayu yang berpengalaman di butuhkan dalam hal ini untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen.

5. Finishing Dan Packing

finishing mebel

Setelah semua proses produksi selesai dekerjakan maka tinggal proses terakhir yaitu pewarnaan atau finishing. Tenaga ahli dalam bidang pewarnaan mutlak diperlukan disini agar produk yang telah melalui prosedur produksi yang benar tidak rusak dan sia2. Setelah proses finishing selesai, Proses packing dan pengiriman bisa di lakukan.

Ada beberapa bahan finishing yang lazim di gunakan dalam pembuatan mebel jepara, Polyurethane atau sering di sebut PU (piyu) adalah jenis bahan finishing yang paling mahal, Nitrocellulose Gliscerine ( NC ) adalah bahan finishing yang banyak di gunakan untuk pesanan kelas export. Melamine adalah bahan yang sering di gunakan dalam industri mebel jepara untuk pasar lokal.

Pembahasan tentang sifat dan karakter dari beberapa jenis kami bahas dalam jenis bahan finishing untuk mebel

Cara pembuatan mebel jepara mungkin berbeda2 antara satu perusahaan dengan yang lain. Namun penjelasan kami diatas adalah yang biasa kami lakukan di perusahaan mebel jati jepara kami.

Step2 ini bisa di aplikasikan pada usaha mebel kelas rumahan sampai kelas pabrik, pada dasarnya sama kok, hanya skalanya yang berbeda. Sekian penjelasan singkat kami akan proses pembuatan mebel jepara yang kami lakukan. Terima kasih sudah mampir disini.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.