Furniture atau perabot yang berbahan kayu selalu menjadi primadona bagi para pemilik rumah. Meski memiliki tampilan yang sangat mewah, furniture kayu membutuhkan perlindungan agar tetap berkilau dan tahan lama.
Hasil akhir untuk kayu, yang mungkin kita semua sebut sebagai finishing, membantu mempertahankan kemilau alaminya dan meningkatkan umur kayu. Menggunakan finishing kayu juga berbeda dengan mengecat.
Pengecatan menyembunyikan keindahan asli kayu, sedangkan finishing meningkatkan tampilan permukaan kayu yang ada.
Finishing kayu sendiri terdiri dari dua jenis, yang pertama digunakan dapat berlapis-lapis dan meninggalkan lapisan. Sedangkan jenis finishing kayu kedua menembus dan tidak meninggalkan lapisan keras karena berbahan dasar minyak.
Penting untuk memilih hasil finishing yang tepat, berdasarkan kebutuhanmu. Agar tidak bingung, kali ini kami telah menyiapkan 10 jenis finishing kayu untuk furniture yang dapat mengubah perabotan rumahmu menjadi sesuatu yang benar-benar terlihat mewah.
Jenis Finishing Kayu untuk Furniture:
1. Pernis (varnish)
Bentuk finishing atau pelapis kayu yang paling umum adalah pernis atau varnish. Mereka bisa transparan atau berwarna. Pernis terdiri dari minyak, pelarut, dan resin.
Hasil akhir dari jenis finishing kayu yang satu ini adalah keras, tahan lama dan protektif. Dapat digunakan pada interior dan eksterior benda kayu.
Pernis biasanya dilengkapi dengan lapisan mengkilap, dan juga dapat disesuaikan untuk menghasilkan lapisan satin dan semi-kilap dengan menambahkan bahan perataan.
Pernis juga memberikan perlindungan UV yang sangat baik, mereka mengering perlahan dan mampu memberikan perlindungan yang lebih baik.
2. Finishing minyak (oil finish)
Jenis finishing kayu berbahan minyak meningkatkan penampilan kayu yang unfinished alias seperti tidak diberikan finishing.
Hal ini karena minyak alami yang ada di kayu mengering seiring berjalannya waktu, sehingga finishing minyak menggantikan minyak alami dan meningkatkan serat alami.
Pada lapisannya, minyak kemudian meresap ke dalam kayu dan tidak hanya membentuk lapisan di atasnya. Namun juga membuat kayu terlihat lebih kaya dan tembus cahaya.
Ada dua jenis minyak yang dapat digunakan, yaitu minyak drying (pengering) dan minyak non-drying (non-pengeringan).
Minyak drying ini berubah dari cair menjadi padat saat terkena oksigen. Minyak pengering yang paling umum digunakan dalam minyak biji rami.
Sedangkan minyak non-pengeringan termasuk minyak nabati dan mineral. Ini terutama digunakan untuk perawatan kayu dan dapat digunakan pada permukaan interior maupun eksterior.
3. Finishing lilin (wax finish)
Jenis finishing kayu berbahan lilin atau wax, memang tidak terlalu populer di kalangan pekerja kayu karena perlindungan yang diberikannya hanya bersifat jangka pendek.
Aplikasi finishing wax itu mudah, tetapi membutuhkan banyak aplikasi untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Setelah aplikasi selesai, diperlukan lagi buffing di bagian akhir.
Finishing wax tersedia dalam bentuk cair, padat dan stik. Lilin yang digunakan untuk pelapis kayu diperoleh dari berbagai sumber nabati, mineral, dan hewani. Itu dapat diformulasikan menjadi warna yang berbeda.
Mereka bisa keras atau lunak tetapi bahkan lilin yang paling keras pun masih lebih lembut daripada pernis. Akibatnya, mereka hanya memberikan sedikit perlindungan terhadap goresan dan keausan.
4. Minyak lilin keras (Hard wax oil)
Alternatif jenis finishing kayu lainnya yang tahan lama daripada lilin dan minyak adalah kombinasi dua bahan ini, yaitu minyak lilin keras atau hard wax oil.
Campuran lilin padat dan minyak, minyak lilin sangat keras dan menawarkan hasil akhir yang lebih tahan lama daripada lilin atau minyak saja. Hasil akhir ini sangat mudah diterapkan, dirawat, dan yang terpenting, diperbaiki jika area meja aus seiring waktu.
Mirip dengan finishing oil, minyak lilin keras juga mempertahankan tampilan dan nuansa alami kayu, sekaligus memberikan penghalang yang lebih tahan lama. Karena sedikit lebih awet, finishing ini dapat bertahan hingga 12 bulan sebelum diterapkan kembali.
5. Silak (Shellac)
Silak atau shellac merupakan lilin alami yang dikeluarkan oleh serangga. Lilin yang terkumpul kemudian dicampurkan dengan alkohol sebagai pelarut, lalu digunakan pada kayu. Shellac tersedia dalam berbagai warna.
Shellac dapat menutupi kerusakan pada permukaan kayu secara efisien. Mudah diaplikasikan dan cepat kering. Jenis finishing kayu memberikan hasil akhir yang mengkilap. Namun kekurangannya, shellac bisa rusak oleh air.
6. Pewarna kayu (wood dye)
Pewarna kayu bisa cocok dengan warna kayu yang ada atau mengubah warna permukaan.
Jenis finishing kayu yang satu ini, sesuai namanya adalah pewarna yang dilarutkan dalam pelarut seperti mineral spirit, alkohol atau air. Pewarna kayu bekerja dengan cara yang sama seperti pewarna kain.
Dilansir dari hipcouch.com, mereka membawa perubahan warna tanpa menyembunyikan seratnya. Finishing kayu ini diaplikasikan dengan kuas, spons atau spray gun. Pewarna kayu adalah pelapis yang berbahan dasar air dan minyak.
7. Wood stain
Finishing pewarnaan kayu mengubah atau lebih tepatnya meningkatkan warna kayu dan visibilitas seratnya. Ini digunakan untuk meningkatkan warna kayu dan mencapai keseragaman ketika ada ketidakkonsistenan dalam tampilan kayu.
Finishing wood stain ini paling cocok jika noda yang lebih gelap dari warna kayunya. Wood stain tersedia dalam berbagai warna.
Hasil akhir akan bergantung pada jumlah lapisan yang diterapkan pada permukaan kayu. Namun perlu diingat bahwa finishing dari wood stain ini tidak melindungi kayu. Setelah wood stain diterapkan, lapisan finishing harus kembali diterapkan untuk melindungi kayu.
8. Lacquer
Lacquer adalah pelapis berbasis pelarut yang cepat kering dan tipis jika dibandingkan dengan pelapis lainnya.
Jenis finishing kayu ini dapat mencapai ke dalam kayu menutrisi dan memperbaiki serat kayu. Ini dapat dengan mudah diaplikasikan dengan menggunakan kuas atau dengan penyemprotan.
Meski lacquer dapat menguap saat disemprot, tetapi dapat menyembuhkan kayu pada saat yang bersamaan. Finishing lacquer dapat tergores dan rusak jika terkena air. Namun dapat memberikan hasil akhir yang mengkilap pada kayu.
9. Finishing water based (berbasis air)
Pelapis berbahan dasar air atau water based memiliki bau yang lebih sedikit dibandingkan pelapis berbahan dasar minyak.
Jenis finishing kayu ini memberikan hasil akhir yang sangat bersih dan jelas. Mereka mengandung resin akrilik bersama dengan uretan dan alkid. Konsistensinya tipis dan mudah kering.
Setelah diaplikasikan, cairan menempel ke permukaan saat air mulai menguap. Finishing berbahan dasar air ini memberikan tampilan alami ke permukaan dan mudah dirawat.
10. French polish
Tahukah kamu bahwa teknik French Polishing untuk finishing kayu telah digunakan sejak abad ke-19. Ini dianggap sebagai salah satu teknik klasik finishing kayu. Campuran lak dan alkohol digunakan untuk tujuan ini.
Bantalan gosok yang dicelupkan ke dalam minyak ini digunakan pada permukaan kayu untuk mendapatkan finishing khusus ini. French polish memberikan tampilan paling mengkilap pada permukaan kayu.
11. Wood preserve
Jenis finishing kayu yang terakhir yaitu adlaah wood preserve atau proses pengawetan kayu.
Cara ini digunakan untuk mencegah kayu dari pembusukan dan kerusakan serangga. Ini tersedia dalam berbagai warna dan dengan hasil akhir matte atau semi-gloss. Ini digunakan pada bagian luar permukaan kayu.
Nah itulah 10 jenis finishing kayu furniture yang harus kamu ketahui. Sekarang setelah kamu memiliki gambaran tentang berbagai jenis pelapis kayu, pilih salah satu yang sesuai dengan kebutuhan, jenis kayu, dan warna yang mendekati konsep rumahmu.
Finishing kayu yang meresap ke dalam kayu sulit dihilangkan, jadi pilihlah dengan hati-hati yang paling sesuai dengan kebutuhan.